Minggu, 23 Januari 2011

kalau saja?

Dikalau? kalau saja aku dpat membencimu, buat apa aku mencintaimu??
kalau saja aku dapat menyakitimu, buat apa aku menyayangimu??
kalau saja aku dapat bersembunyi, buat apa aku selalu disampingmu??
kalau saja aku dapat berjalan sendiri, buat apa aku menantimu??
kalau saja aku dapat membunuh sepi, buat apa aku  merindukanmu??
jdi, biarkan semuanya begini...
Sebab...
aku berjanji mencintaimu seperti kuku jari, sebab aku tdak punya hati yang dapat kutukar dengn matahari...
aku berjanji mencintaimu seperti petani, sebab aku bukan air sungai yang mengalir di antara padas dan pasir, sebab aku mencintaimu bukan matahari yang merekah dan bukan air sungai yang mengalir deras....

Melupakanmu...

Pnantian yang panjang... membuyarkan mimpi.. tak mampu entahkan peri dan nyeri... aku pun masih tetap menunggu datangnya hari untuk melupakanmu.. membawa rasa itu pergi jauh... dan semakin jauh... hingga aku pun terlupa jika kau pernah jadi bagian dari Asaku...
Awalnya aku rikuh, gamang dan hampir nelangsa setengah mati, di balik kenadiranku akan tahumu untuk rasuk lebih dalam... apa yg aku punya? sharusnya memang tlah kuusik nalarku sedari awal.. sperti inikah akhirku lagi? getir dan tak habis-habisnya getir....
Riuh dan aku masih saja hening.... teralrut dalam sedu yang semakin sembab.. ingin lari rasanya... sembunyi ke dalam lorong yang hujan lalu bungkam...
Panas yang meradang... Ruhku menggeliat sperti cacing tanah yang menunggu ajal.. Spertinya aku sakit lagi.. Aku rindu rasamau... Sdikit saja... Tlomg rasa aku.. Sbentar saja, bzakah kau mndengr rasakau? Antar aku kmablai pulang... Aku hanya tingin brmimpi kmbali di rumahmu.. tentang crita rsa yg pernah membuatmu bergetar menahan resah rasa.. hhhmmm trlampau masa, hngga menitpun letih memecah detik dan sepertinya nafasku sudah tersengal, tpi kau blum juga datang... kau bersembunyi di kuburan mana? knapa anginku tak dapat menyentuh pori-porimu lagi?

Aku ingin Hujan...

Kubiarkan sedu menemaniku, ketika rindu mengancam membunuhku... Kubiarkan hujan menghujam kepalaku, ktika tak mau tau aku menangis... Biar riuh atau gaduh skalian.. Tak perlu ricik, tak usah riak, aku tak btuh smilir.. Dia pun sudah menang, dy punya bnyak simpatsan  dari air mataku yang sungguh mematuhinya.. Ini bukan cnta Tuhan, hanya rindu yang sentimenti.. Ini bukan rindu Tuhan, hanya rasa haru yang menghujani pelupuk..Inipun bukan rasa haru, aku hanya benar-benar ingin tidur.....
Tolong sampaikan padanya, jka nyala yg dulu ia titipkan pdaku tak mau pdam dan smakin mnjadu2, menjilat habis ruang sdarku... tolong sampaikan pdanya, jka smerbak bunga ratu malam yg dulu ia titipkan pdaku semakin sesak memnuhi tenggorokanku.. dan tolong kau sampaikan pdanya, jka prempuan yg ia cintai dulu tlah smakin remuk jiwanya merindukan kedatanggnya kembali...